Kamis, 19 November 2009

Bertawakal dalam belajar



Masalah rezeki
Adalah menjadi suatu keharusan bagi seorang penuntut ilmu bertawakal atau berserah diri kepada Allah dalam menuntut ilmu dan tidak usah merasa susah akan rizki dan hati karena disibukan oleh masalah masalah yang dapat melupakan kewajiban sebgai seorang pelajar abu hanifah meriwyatkan dari Abdullah bin hasan al zubaidi,yaitu seorang sahabat rasulullah “barang siapa mendalami agama Allah,maka Allah akan mencukupi kebutuhannya dn memberinya rezeki dari arah yang tidak disangkanya .” sesungguhnya orang yang hatinya penuh dengan urusan rezeki,baik makanan ataupun pakaian ,maka kecil kemungkinan ia meraih tempat yang mulya dan ilmu ilmu pengetahuan tantang segala sesuatu.
Suatu saat ada seorang laki laki berkata kepada manshur al hallaj “berilah aku wasiat ‘maka beliau menjawab ‘wasiatku adalah hawa nafsu,bila tidak dapat menundukannya maka ia akan menundukanmu “ maka setiap orang sebaiknya menyibukan dirinya dengan amalan amalan kebajikan sehingga sama sekali tidak disibukan oleh hawa nafsunya .orang yang berakal tidak akan gundah memikirkan urusan urusan dunia karena kegundahan dan kesedihanya tidak dapat menghindarkan musibah dan tidam member manfaat.sebaliknya,malah ia akan membahayakan hati,akal dan fisiknya serta menodai amal kebaikn yang dimilikinya maka seoptimal mungkin bagi soerang pelajar mengurangi kesibukan kesibukan dalam urusan duniawi .dan banyak orang yang memilih belajar di perantauan.dengan berbekal yakin maka segala urusan yang berkaitan dengan belajar ada yang menjaminnya
Prihatin
Bagi seorang pelajar juga harus menanggung segala kesulitan dan keprihatinan semasa belajar sebagai mana pernah di ungkapkan oleh nabi musa tentang bepergian mencari ilmu “aku benar benar menemui kesulitan dalam bepergianku ini’ucapan ini tidak pernah beliau dengar kecuali dalm bepergian menuntut ilmu .hal ini agar di sadari bagi para penuntut ilmu agar nersabar karena masalah ini tidak pernah luput dari seorang pencari ilmu memang segala kemulyaan yang di dapatkan di awali dari kepayahan dan kesulitan.namun di balik itu ada pahala yang begitu besar bagi par penuntut ilmu yaitu pahla yang lebih besar dari pada ikut berperang .namun Sesutu pahala atau balasan di sesuaikan dengan apa yang dilakukan . bila seorang mau bersabar dalam menghadapi kesulitan,maka akan menemui kenikmatan ilmu tersebut melebihi dari kenikmatan yang lainnya yang ada di dunia .karena inilah muhamad ibnul hasan ketika tidur diwaktu malam lantas terpecahkan segala msalah yang dihadapinya,ia berkata “dimana arti kenikmatan menjadi putra raj abila dibandingkan dengan yang aku alami sekarang “.hendakanya seorang peljar tidak memanfaatkan waktunya dengan Sesutu hal apapun kecuali hanay untuk ilmu.imam Muhammad berkata”apa yang telah kami lakukan ini adalah sejak dari buaian hingga liang kubur.bila seseorang meninggalkan ilmu sesat saja maka akan tertinggal sepanjang hidupnya
Seorang ahli fikih ,ibnu jarrah menjenguk aabu yusuf ketika sakit menjelang ajalnya .abu yusuf bertanya kepadanya “lebih utama mana melempar jumrah dengan berkendara atau berjalan “?ahli fikih itu tidak menemukan jawabannya ,lalu abu yusuf menjawa sendiri pertanyaanya “sesungguhnya melempar jumrah dengan berjalan kaki lebih di sukai oleh para orang terdahulu .memang selayaknya bagi sorang penuntut ilmu untuk lebih memilih hal hal yang sukar dalam menuntut ilmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar